Ditulis Oleh: Ridha Muslimah Sacha
Shidiq lagi. Shidiq lagi. Mengapa Shidiq selalu unggul dan mengalahkanku? Ia selalu mendapat nilai terbaik saat presentasi di semua pelajaran. Nilai-nilai latihan dan ulangannya juga bagus. Tidak hanya itu, ia juga jago berbagai bidang olahraga. Mau bermain sepak bola, basket, ataupun voli, ia bisa. Bahkan bermain bulutangkis juga ia sering menang. Yang membuat orang-orang juga kagum padanya, ia baik dan suka menolong.
Bukan tanpa alasan kadang aku menjauhinya. Aku sering menolak bermain dengannya. Seharusnya, aku bangga berteman padanya. Namun, aku jadi iri dengannya yang multitalenta. Aku merasa tidak jadi pusat perhatian walaupun aku kaya dan pintar. Semua karena Shidiq.
Suatu ketika, kami sedang mengikuti pelajaran berenang. Seperti biasa, aku berenang di kolam dua meter. Dua putaran berlalu, aku lancar berenang. Tiba-tiba, perutku kram. Aku mencoba berenang ke tepian.
Namun, kurasakan tubuhku semakin berat dan tenggelam. Samar-samar kulihat ada yang menyelamatkanku. Setelah aku sadar, baru kutahu bahwa penyelamatku adalah Shidiq.
“Alhamdulillah, terima kasih Shidiq. Kamu telah menyelamatkanku. Kamu benar-benar kuat dan jago berenang.” Aku tulus memujinya.
“Alhamdulillah, Ramdan,” jawabnya.
Sejak itu, aku berteman baik dengan Shidiq. ***